“Hahahaha”, beberapa pria yang sudah menunggu di ranjang tertawa terbahak-bahak. Bokep “Pantesan wajahmu agak pucat..”, jawabnya lalu mendorongku ke ranjang.Para pria itu langsung mengerumuniku, mereka dengan bringas langsung saja melucuti pakaianku. Namun perutku sudah kosong, muntahanku pun menyakitkan sekali, perutku sakit memaksakan aku harus muntah lagi. “Dok, tolong suntik mati aku saja”, kataku. Beberapa saat Alex tidak membalas, namun tiba-tiba ia menelpon, aku tidak berani mengangkatnya. Aku berdoa agar jika aku pergi nanti, semoga Herman dan Chelsea bisa hidup bahagia tanpaku. Aku capek, kepalaku pusing, mataku berkunang-kunang, dan perutku mual-mual. Mual-mual terasa hingga aku pun muntah, “HOEKK….”, semua yang ada di dalam perutku termuntah keluar hingga mengotori sekitar mulutku. “Dokter boleh saja meniduri aku, aku Cuma budak seks di sini”, jawabku. Entah apa yang ia lakukan ketika aku tertidur, entah dia meniduriku atau tidak, namun ku cek pakaianku masih utuh. Kepalaku masih pusing, penyakitku sudah sangat menyiksa diriku, kembali aku memuntahkan sesuatu yang cair dan bau.
