Setelah tigapuluh menit membaca, ia menyerahkan majalah itu kembali padaku sambil mengucapkan terima kasih. Aku menduga-duga ini ada kaitannya dengan tujuan kepergiannya. Video bokep Tak lama kemudian ia membuka pintu kamarnya. Ouch.. Mas ss.. Della hanya tersenyum melihatku, kakinya ditaruh di atas pahaku dan dia menyodorkan dadanya ke depan mukaku. Dia mengganjal kepalanya dengan bantal dan memperhatikanku. Kacamata tipis, mungkin minus satu atau paling banter minus dua bertengger di hidungnya yang bagus. Toh aku tidak berniat memacarinya. “Kita ngobrol lagi aja yuk,” ajakku. “Atau lagi mikirin yang lainnya kali,” kataku menggodanya. Tapi wajar saja karena dia perempuan. “Aah.. Dari logatnya aku menduga ia berasal dari Banjar. Bahkan bukan sombong, tempat-tempat yang disebutkan di dalam liputan itupun bukanlah sesuatu yang asing bagiku. Karena sudah tidak ada tempat duduk lagi maka aku duduk diatas ranjangnya. Wanita tadi duduk di depanku agak ke menyamping ke kanan. Ketika kulepaskan bibirnya yang justru mencari-cari bibirku.
