Suamiku yang tadinya kesal pun tak jadi memarahinya. Bokep Wajahnya masih kelihatan malu-malu ketemu aku. Kami bercinta sangat sering, minimal seminggu tiga kali. Sementara Indun dengan wajah merah padam menatap mukaku dengan panik. Di luar dugaanku, ternyata kami sekeluarga sudah siap menyambut anggota baru keluarga kami. Indun tidak berani lihat suamiku. “Dik Lani, ada apa? Tapi suamiku memegang pundakku, yang kupikir mengijinkan kejadian ini. Sana kamu pulang, mandi dan cuci-cuci!” perintahnya tegas. Setelah membeli televisi baru, televisi lama kami, ditaruh di gazebo itu, sehingga para tetangga betah nongkrong di situ. “Waa…!” aku tersentak dan sesaat bingung apa yang terjadi, begitu juga dengan Indun, wajahnya nampak sangat ketakutan. Vaginaku meremas penis Indun di dalam. Aku menatap Indun dengan wajah seramah mungkin. Dia sangat menghormati kami. Hatiku seperti mau copot. Cepat cepat aku memperbaiki dasterku. #############Hari-hari selanjutnya berlalu dengan biasa. Sementara Indun dengan wajah merah padam menatap mukaku dengan panik.
