Aku membungkuk dan mencium lembut jari kaki sebelah kirinya sementara tangan kananku membelai lembut betis kanan Mbak Titis. “Belum Mbak”, jawabku setengah berteriak. Bokep Takut kalau-kalau Ibu Titis berpikir untuk mendepakku dari perusahaan. Setelah beberapa saat, aku tetap membiarkan penisku bertahan di dalam vagina Mbak Titis. Dan lebih kaget lagi karena itu adalah tangan Ibu Titis yang sedang berjongkok di samping kursi yang aku duduki. “Dimas… Kamu hebat. Sampai suatu saat aku tidak dapat lagi menahan dan muncratlah air maniku.Crooottt… crooottt … sshhh… ahhhh…Pantatku sampai terangkat dr kursi karena kenikmatan. Tidak lama di situ aku berniat untuk langsung menyerbu tetek Mbak Titis. Ibu Titis baru pulang dari kantornya. Tapi aku suka banget ama yang segitu. Sambil tetap memegangi kedua lutut Mbak Titis, kujulurkan hidungku menyapu jembutnya. “Mbak… Aku dah mo keluar Mbak… Mphhh…”
Iiiiyyaaaa maasss… mbak juga… aaayooo masss…”
Kupercepat gerakanku. Lalu kupandangi wajah Mbak Titis, titik2 keringat bermunculan di keningnya. “AHHH… DIMAAASSSSHHHHH”, teriaknya memenuhi ruangan dapur.
