Aku pertegas bahwa aku mengendus kuat-kuat aroma itu. “ Jangan di sini Sayang..! Bokep Aku bergegas naik angkot yang melintas. Lalu ngomong apa? Ah, selangkanganku disentuh lagi, diremas, lalu dia menjamah betisku, dan selesai. “ I… i… iya sama-sama ” balasku,
Sebenenarnya aku ingin sekali ada bahan yang yang bisa kami omongkan lagi, agar aku tidak perlu curi-curi pandang kepadanya. Dia menekan-nekan agak kuat. “ Mbak Fera telepon.., ” suara wanita muda dari ruang sebelah menyalak, seperti bel dalam pertarungan tinju. Dia menyentuhnya. Dari atas: Turun. Kujilati payudaranya, dia melenguh. Tetapi, bayangan itu terganggu. Lihat saja dia sudah separuh berlutut mengarah pada Kejantananku. Tapi tidak apa-apa toh tipuan ini membimbingku ke alam lain. ”
Semua penumpang menoleh ke arahku. Majalah lagi, ah tidak aku harus bicara padanya. Dia berjongkok mengambil sapu tangan. Ayo.




















