Ooh, betapa beruntungnya aku.“Mikiran apa, ayo”, kata Fenny membuyarkan lamunanku. Bokep Goyangan dada dan pantatnya saja sudah mampu membangkitkan birahiku. Kemaluannya merekah merah dan basah oleh cairan vaginanya, dihiasi oleh bulu-bulu hitam lebat di seputarnya. Kurengkuh tubuh montok itu ke dalam pelukanku. Ia mengerang keras ketika lidahku mempermainkan putingnya. Selama ini kami tidak pernah merasa perlu berbagi kegembiraan. Aku sampai orgasme berulang-ulang lho. “Tuh lagi asyik di sana. Rambut kemaluannya yang basah itu melekat di pinggir mulut gua gelap itu.Aku mendekatinya. Rambutnya yang panjang dibiarkan tergerai. Pantatnya bergetar-getar menahan rangsangan tanganku.“Ayo, Mas”, erang Fenny. “Tapi, sebelum ketemu mereka kan masih ada aku sama Mei yang selalu siap.”Sesudah pertemuan itu, setiap kali bersetubuh dengan Mei dan Yen saya selalu bertanya kapan bertemu si Dewi dan Fenny. Keduanya langsung menyerbuku dan mendaratkan ciuman-ciumannya yang panas dan penuh gairah birahi terpendam.
