Santi pun balas meremas senjataku. Sex bokep Tanganku dengan gemas meremas pinggul dan pantat Santi yang semlohai, buah dadanya juga terus kuelusdan kupilin putingnya, hingga nafsunya kembali bangkit dan langsung menduduki senjataku yang sudah basah oleh pelumas. Lidahku menerobos menelusuri rongga mulutnya yang harum. Sakit..?” aku kuatir Santi kesakitan. Kini kami hanya menyisakan celana dalam saja. Dan seribu ‘andai’ lainnya.Meskipun kelihatannya jinak, tapi Santi sulit sekali ditaklukkan. Kuku-kukunya menancap keras di pundakku dan tubuhnya mengejang kaku. Kubuka paha Santi lebar-lebar, bulu kemaluannya yang sangat lebat kusibakkan ke samping, dengan perlahan senjataku kugosok-gosokkan di klitorisnya. Sekarang aku yang mendesah tak karuan, apalagi dengan pandainya Santi menjilati puting dadaku. Santi hanya menggeleng dan semakin erat memelukku. “Oh.., Gede sekali Kak, Santi takut..!”
“Memangnya punya mantan Kamu..?”
“Paling separohnya..!”
Meskipun diucapkan dengan nafas memburu dan wajah yang sedikit memerah menahan gairah, tapi dalam hatiku sempat berpikir bahwa senjata mantan Santi termasuk kecil.




















