bisa nggak kamu jemput Mbak di stasiun, sekalian nyari hotel buat Mbak bisa nggak?”“Oh my god.. kenapa kamu menangis?” tanya dia sambil menghapus air mataku.“Mbak.. Bokep ouughh..”Sesaat kemudian tubuhku mengejang-ngejang dan aku merasakan cairan hangat mengalir deras dari kemaluanku, begitu juga dengan Mbak Lina dia memelukku dengan erat ketika dia mencapai orgasme, dia melumat bibirku agar tidak berteriak, setelah agak mereda, dia mulai melepaskan pelukannya tapi kemudian ambruk dalam pelukanku.Tampaknya dia sangat lelah kemudian aku pun memandikannya dengan lembut dan dia pun juga melakukan sebaliknya kepadaku. Sepulang dari rumah makan itu, Mbak Lina kembali menggandeng tanganku dengan erat, seolah tidak ingin melepaskanku.Kami kembali menuju hotel dan segera menuju kamar. Kujilati puting susunya satu persatu.“Oooh..!” Mbak Lina mendesah kegelian, aku pun mulai menghisap puting susunya yang sebelah kanan sedang yang kiri kupilin-pilin putingnya dengan kedua jariku.




















