Lalu aku terbang ke alam fantasi. Bokep “Jangan,” bisiknya sambil tersenyum. Kulepas jasku dan meletakkannya di atas buffet, lalu aku berjalan menuju bar kecil di ruang dapur. Ia melepaskan bibirnya dan menggeleng, saat aku bergerak hendak memeluknya. Ia seolah tak memperdulikanku, menolehkan kepalanya ke sisi yang lain. Atau aku pakai baju lagi.” Mengerang, kutarik tubuhku. “Apa yang akan terjadi selanjutnya?” tanyaku lirih. Mataku berkunang- kunang beberapa saat kemudian. Tangan kanannya lalu turun dan meraih batang kemaluanku yang tegang. “Wah,” kataku, “aku tak bisa dansa.”
Ia mengangkat tubuhnya dan tersenyum. Nada tak senang terdengar saat ia berucap. Ruang tamu yang semula gelap menjadi terang dan terasa hangat. Matanya menatapku. Sejujurnya, baru kali itulah aku menyaksikan kemaluan seorang wanita dari dekat.
