Ketika Si Junior melemah ia seperti tahu bagaimana menghidupkannya, memijat tepat di bagian pangkal paha. Bokep Kedua kali ia memasukkan jari tangannya. Junior berdenyut-denyut. Ia tersenyum ramah. Tidak lama wanita itu mengetuk langit-langit mobil. Yes. Aku terpejam menahan air mani yang sudah di ujung. Masih ada waktu bebas dua jam. Penumpang lima lalu supir, jadi enam kali tujuh, 42 hore aku turun. Aku masih ingat sepatunya tadi di angkot. Dadaku berguncang. “Ini..,” kutunjuk pangkal pahaku.“Besok saja Sayang..!” ujarnya.Ia hanya mengelus tanpa tenaga. Ke bawah lagi: Tidak. Ia menikmati, tangannya mengocok Junior.“Besar ya..?” ujarnya.Aku makin bersemangat, makin membara, makin terbakar. Terganggu wanita muda yang di ruang sebelah yang kadang-kadang tanpa tujuan jelas bolak-balik ke ruang pijat.Dari jarak yang begitu dekat ini, aku jelas melihat wajahnya. Lho, salon kan tempat umum. Lalu vaginanya, basah sekali. Aku duduk di tepi dipan. Bergantian Wien kini telentang.“Pijit saya Mas..!” katanya melenguh.Kujilati payudaranya, ia melenguh. Junior berdenyut-denyut.




















