Dengan keahlian gerakannya, batang penisku perlahan-lahan mulai menelusup ke dalam liang vaginanya. Bokep Ini adalah tempat yang ditunjuk Pak Catur. Rina paham aku telah memuntahkan spermaku di dalam rahimnya. Suasananya teduh dan khas kampung-kampung Jawa, tenang ada suara-suara burung perkutut dan gending yang mungkin dikumandangkan dari radio atau rekaman secara samar-samar. Dia akhirnya benar-benar minta ampun karena badannya terasa lemas sekali dan ngantuk. “Lho kalau dikasi sigitu, saya ya matur nuwun, tapi kalau dikasih lebih masak iya saya nolak mas,” kata Rina. Aku akui Rina cukup lihai juga mengoral penisku. Makin lama dia makin semangat. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan dan segera penisku ku benamkan cepat-cepat ke vaginanya untuk merasakan sensasi denyutan. “Ah ya kita coba aja,” kataku. Dengan konsentrasi akhirnya aku mampu mencapai orgasme, tetapi kulepaskan di luar. Mereka seperti bergantian. Cukup lama juga aku bermain dengan berbagai posisi, sampai aku lelah lalu berkonsentrasi untuk menembakkan spermaku untuk yang kedua kali.




















