Mataku memandang penisnya yg melemas, masih basah berlendir.“Kak Edo… saya terima kenyataan. Bokep Kak Edo wajahnya nampak sangat serius.“Aku cinta padamu…”“Kak Edo… kita baru berkenalan. Vaginaku segera banjir oleh cairan cintaku, semuanya dijilat bersih. Ia menatapku dengan bingung. Sprei basah sudah tdk terpikirkan, tdk masalah. saya tdk akan melupakan tuan.” Kening tuanku berkerut.Ia nampak marah. Aku terus duduk di lantai, di sisi ranjang. Aku bukan… aku bukan tuan. Handukku tersibak terbuka. Dalam-dalam. Masih aku rasakan. Ditiduri. Beberapa perempuan mengajakku juga. Saya tdk pantas Kak… Kakak mau meniduri saya saja, sudah lebih dari yg saya bayangkan. Lelaki gagah ini sekali lagi mencabut penisnya, lendir meleleh dari lubang vaginaku yg membesar, mengalir di sepanjang pantat dan paha, menetes ke atas ranjang. Kenangan itu akan selalu kuingat, setiap aku memasuki ruang tidur untuk tamu ini.




















