Toh masih ada hari esok.Aku bergegas naik angkot yang melintas. Lalu ia kembali memijat pangkal pahaku. Bokep Sesekali tangannya nakal menelusup ke bagian tepi celana dalam.Tapi belum tersentuh kepala juniorku. Aku tidak tahan. Tapi ia dingin sekali. Penumpang lima lalu supir, jadi enam kali tujuh, 42 hore aku turun. Membuang napas. Betisnya mulus ditumbuhi bulu-bulu halus. Kuusap sisa cream. Aku terpejam menahan air mani yang sudah di ujung. Aku meringis merasai sentuhan kulit jarinya. Nampak ada perubahan besar pada Hawin. Ya tidak apa-apa, hitung-hitung olahraga. Toh, si setengah baya itu pasti sudah lebih dulu tiba di salonnya. Ayo cepat ia hampir selesai membersihkan belakang paha. Ah sial. Dari perut turun ke paha. Ke bawah lagi: Turun. Garis setrikaannya masih terlihat.




















