Jemariku mencengkram pahanya kuat-kuat ketika hal itu terjadi.“GRAAAAAHEEGGGG!!!” Mang Narko menggeram jantan. Mbak juga begitu waktu seumur non. Bokep CROOOOTTT!!!….. Yg satu tetap memegang pinggulku sementara yg satunya lagi memainkan clitorisku.“AAARRRGHHHHHHH!” aku mengerang. Bibir keriput itu mencecarkan kecupan-kecupan di seputar dadaku. Wajahku jadi panas memungkinan mbak Siti bisa melihatnya merona saat itu. Tentu saja aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan. Sampai jembutnya saja rada-rada pirang gitu” mbak Siti menimpali.Menit demi menit berlalu. Kepingin ndak nyobain?”“Iya sih mbak tapi Monica-kan belum punya pacar”ujarku lesu. Mengetahui wajah mang Narko sudah berada tepat di depan selangkanganku. Mbak Siti menuruti. Tapi dia bukanlah type seorang suami apalagi bapak yg ideal bagi sebuah keluarga. Kali ini lebih cepat dari sebelumnya.Perasaanku bercampur aduk menanti saat-saat mendebarkan itu. Dan lelaki yg beruntung itu kebetulan adalah mang Narko, yg berstatus hanya sebagai sopir keluargaku, suaminya mbak Siti.Seorang pria tua, berkulit hitam legam, bertubuh pendek dan kerempeng.




















