Sedangkan aku sendiri sama sekali tidak peduli, tetap menganggapnya hanya teman biasa saja. Suasananya sepi-sepi saja. Bokep Aku menatapnya dengan tajam. Dan sikapku tetap dingin meskipun Linda sudah melingkarkan tangannya ke leherku. “Okh…?!”. Seakan-akan dia tidak percaya dengan apa yang ada di depan matanya. “Bobby”, sahutku tetap dengan nada bangga.Tante Maya meminjamnya sebentar untuk berjalan-jalan. Perhatiannya padaku malah semakin bertambah besar saja. “Ayo dong, jangan diam saja…”, bisik Linda disela-sela tarikan napasnya yang memburu. “Cinta…?” aku mendesis tidak mengerti.Entah kenapa Linda tersenyum. Lalu dia menuntun dan membawanya ke pembaringan. Karena pemberiannya itu aku jadi menyukai Mas Herman. Tapi aku tidak tahu apa yang membuatnya kecewa.“Ada apa, Lin?”, tanyaku tidak mengerti perubahan sikapnya yang begitu tiba-tiba. Dan juga anak bungsu. Aku benci dengan suaminya. Katanya cuma mau merayakannya sama kamu”, kata Tante Maya Iangsung memberitahu. Bahkan Mbak Indri menjanjikan macam-macam agar aku tidak terus menangis.
