Tapi tidurku tak bisa nyenyak, lebih dari 4 kali Om Bima maupun suruhannya meneleponku, baik melalui HP maupun ke hotel, sekedar menanyakan apakah sudah makan atau apakah ingin jalan atau pertanyaan lainnya yang menunjukkan perhatiannya.Namun semua itu bagiku adalah cerminan ketidak percayaan padaku, mungkin mereka mengira kalau aku akan pergi menerima tamu lainnya selama Om Bima tak ada. Beberapa detik setelah itu kami terdiam dalam posisi tetap kecuali tangannya yang beralih membelaipunggung dan rambutku, beliau masih menikmati pemandangan kami di cermin.“Kamu memang hot dan pintar” katanya sambil mencabut kejantanannya. Bokep Aku kembali menjauh melanjutkan gerakan menggoda, pelan pelan kulorotkan celana dalam mini yang masih menempel, tapi sebelum benar benar terlepas Om Bima menerkamku, hamper terjatuh aku dibuatnya, untung dengan sigap beliau menangkap tubuhku, dan kamipun terjatuh di ranjang sambil tertawa lepas. Ciuman Om Bima sudah berpindah ke paha, lingerie yang kukenakan tak diijinkan dilepas meski sudah acak acakan menempel di tubuhku.




















