Gelap dan sepi. Bokep sex Sari melepaskan ciuman, bangkit, memeriksa sekeliling. Kucegah Sari membuka pintu hendak turun. Seringnya sampai jam 19 atau 20. Mulanya hanya mengelus-elus paha, kemudian meremas buah dada (masih dari luar), terus menyusupkan tangan ke BH (kenyal, tak begitu besar sesuai dengan tubuhnya yang sedang), lalu menekan-nekan penisku yang sudah tegang ke sepasang bulatan pantatnya yang padat. “Ini.., engga bisa ilang”, kataku sambil menunjuk noda itu. Aku bingung. Puting yang hampir tak terasa, karena kecil. Kenakalanku makin meningkat. Aturan perusahaan memang mengharuskan aku pakai dasi jika kerja di kantor klien.Aku makin penasaran. “Gila..! Keteganganku yang tadi sempat turun oleh “gangguan” orang lewat, kini naik lagi. “Mau ngapain?”. Tapi, masa kutembak di mobil? Akhirnya aku membayar belanjaan Sari. CD-nya sempat terlihat ketika ia jongkok mengambil dagangan yang terletak di bagian bawah rak kaca etalase.




















