Tak berapa lama batang kontolku pun mulai tenang meski tetap dalam kondisi keras. Bokep Memainkan kontolku dan kemudian menegakkan tubuhnya sambil menggulung rambutnya dengan kedua tangan. Perlahan kututup pintu depan warung, kuhampiri mbak Ratih dan kusodrkan uang sejumlah dua juta rupiah padanya, mbak Ratih tertegun kemudian menatapku. Lidahnya lincah menari mengitari kedua bola kembarku. Terlebih kebutuhan anaknya yang semakin beragam, belum lagi dengan usia mbak Ratih tentu akan sulit dalam mencari pekerjaan baru.Aku memasukan kembali uanga itu ke dalam saku celanaku, kemudian kuraih kedua lengannya, kuangkat tubuh mbak Ratih sehingga kami sama-sama berdiri.“Sebetulnya Adam juga sayang sama mbak Ratih ga mau mbak Ratih pergi…mbak Ratih sudah kuanggap seperti kakakku sendiri…makasih ya mbak …” ucapku.Mbak Ratih hanya tertunduk dan terdiam.“Kog diam mbak, kata kata Adam ada yang salah ya?” tanyaku.Mbak Ratih masih saja terdiam saat itu. Batang kontolku dikocok dengan menggunakan mulutnya. Mbak Ratih pun mengurangi tempo hisapannya dan kemudian melepas kontolku dari mulutnya.











