“Mbak, enak banget Mbak”, cerocosku. Indah banget. Bokep sex Kuciumi pelan paha kanan Mbak Titis. Yang ada cuma 1 penyiar yang lagi bertugas, ama aku doang. “Oh, rapat lagi ya bu di Jakarta?”, tanyaku asal-asalan. Indah banget. Kepalanya terayun-ayun menambah keseksiannya. Sementara Mbak Titis meliuk-liuk menerima serangan di vaginanya. “Dimas… Kamu hebat. Lampu di ruanganku sudah sejak tadi kumatikan sehingga tidak ada yang tau kalo aku masih ada di situ. Penisku sudah tegang dari tadi tapi aku masih ingin bermain dengan Mbak Titis. Ibu Titis ga langsung masuk ke rumah tapi mampir dulu ke studio. Aku melirik ke tetek yang sebelah kanan. Abis di kantor lagi sepi. Mbak Titis kemudian memasukkan penisku lama ke dalam mulutnya. Kudongakkan kepalaku menatap Mbak Titis. Yang ada cuma 1 penyiar yang lagi bertugas, ama aku doang. Sementara Mbak Titis meliuk-liuk menerima serangan di vaginanya.
