Aku juga sudah melayang terbawa nafsu duniawi, bagaikan dimabuk asmara, sungguh indah bisa bersetubuh dengan gadis secantik Minoru ini.Beberapa menit setelah bosan menciumi bibirnya aku pun menyudahinya, sekarang kuarahkan ciumanku ke leher Minoru, putih dan harum, seperti leher bayi yang masih segar. Banyak sextoys di sini, aku bukan tipe orang yang suka menggunakannya, tapi demi menghargai hadiah Zenit berupa Minoru, aku pun mengambil beberapa perlengkapan, seperti tali dan kontol elektrik. Bokep “Ini bro simpan baik-baik…”, Zenit tidak memeriksanya, dia menyerahkan semua peralatannya, handycam beserta alat penyiksa.Zenit sudah siap bertolak ke negeri matahari. Benar yang dikatakan Zenit, tidak lama dari itu Minoru datang, “Sendirian kan?!”, ancam Zenit ketika membuka pintu. Nikmat sekali, malam itu sangat indah bisa menikmati gadis secantik Minoru.“Terima kasih…”, kataku kemudian membiarkan Minoru berpakaian kembali.




















