Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Bokep Kamu ikutin aja kataku, nanti kubayar kamu, ya?”Lantai atas toko beras itu rumah Juragan. Tapi buat mereka yang gigih dan mujur, selalu ada jalan. “Kenyal-kenyal kalau diremas…”“Kh… ihh… apa iya…?” kata saya, sambil merasa jari-jari Juragan memenceti sepasang tetek saya. Kedua tangan saya tetap nutupi sepasang tetek saya. Saya makin getol nggoyang pinggul, merasakan kontol Juragan dalam anu saya.“Eahh!! “…saya boleh pinjam uang, Juragan? Saya juga berkali-kali tidur dengan Juragan. Melayani dua-tiga orang sekaligus. Saya nggak punya pilihan lain…“…mau, Juragan…” saya berbisik, lirih sekali sampai nggak kedengaran. Setelah cukup lama, kami ketemu tempat di mana kami bisa selalu dapat penonton dan uang: satu pasar induk yang cukup besar, dan lingkungan di sekitarnya.Kami pun menyewa satu kamar kontrakan murah di dekat Pasar. Aduh… malu banget rasanya, telanjang di depan orang lain…Tapi saya bisa dapat uang…“Nah, Denok, sekarang buka kainnya, ya?” sekarang Juragan minta saya buka juga kain batik coklat
