Aku menjadi kelelahan. Bokep Beberapa menit dia masih
menindih saya.Setelah pulih tenaganya, dia tidur terlentang kembali, siap
untuk saya tembak lagi. Di saat saya masih bengong, pelan-pelan aku
melorot cedeku, saya dan bu Ida sama-sama tak
berpakaian. “Ahh… egh… egh… uhh”, suara kami bersaut-sahutan. Kedua insan lelaki perempuan ini saling
bercumbu, mengulangi kenikmatan semalam.Ia terbaring dengan manisnya, pemandangan yang indah
paduan antara pinggul depan, pangkal paha, dan
rerumputan sedikit di tengah menutup samara-samar
huruf “V”, tanpa ada gumpalan lemaknya. Sesekali kedua kakinya diangkat dan sampai
ditaruh di atas bahuku, atau kemudian dibuka lebar-lebar,
bahkan kadang dirapatkan, sehingga terasa penisku
terjepit ketat dan semakin seret. Tapi bibir, dan terowongan yang didominasi warna pink ini
lebih jelas, bagai bunga mawar yang merekah. Singkat, cepat
dan mengalir begitu saja, namun membawa kenikmatan
yang menghebohkan. Seperti ombak laut
mendesir-desir menerpa pantai. Saya sering bekerja setelah
kuliah, sore hingga malam hari, datang menjelang
pegawai yang lain pulang. Sementara tangan kiriku ditarik dan mendekap lengan
kirinya yang memang tanpa lengan baju itu.
