Kami tertidur hingga pagi menjelang. Sex bokep Yang satu mengusap-usap bagian atas yang sensitif dan tangan yang satu lagi membelai-belai bibir-bibir memeknya yang basah oleh lendir. Lagi pula aku takut bila pemilik warnet atau majikan Rini datang pagi-pagi.Tapi rasa penasaranku lebih kuat dibandingkan rasa takutku. Tampak beberapa meja kosong. Saat itu menunjukkan pukul 21.30 malam, warnet tidak terlalu ramai. Dengan tergesa-gesa aku pulang ke rumah kosku. Usapanku makin cepat dan keras, tanpa sadar berubah menjadi sebuah kocokan.Kocok-kocok terus aku mendesah ahh.., hemm.. Aku tak kuat lagi dan mau ejakulasi dan berteriak.. Ternyata warnet itu tidak buka 24 jam. Sesekali benda itu digosokkan ke memeknya.“Rin lagi ngapain kamu?”, aku bertanya memecah kesunyian.“Hai Mas, aku nggak kaget kok, aku tahu Mas nyelinap tadi”, sambil tertawa Rini beranjak.“Rin, kenapa tidak kontolku saja kau masukkan?”, tanyaku heran.“Jangan Mas, aku takut hamil, aku sudah bersuami, yuk kocok-kocokan lagi!”, pintanya.Dan malam itu terjadi lagi seperti pertama kali aku bermasturbasi bersamanya.




















