Ujung kulit penisku tertahan, padahal Alina sudah bukan perawan lagi.“Ssaakiit ssediikit.., ppeelan-pelan sedikit” kata Alina ketika ujung penisku sedikit kutekan agak keras. Bahkan seringkali dia mentraktirku.“Nis, aku senang sekali bertemu denganmu dan memang sudah lama kucari-cari, maukah kamu mengingap barang sehari atau dua hari di rumahku?” katanya padaku sambil merangkulku dengan erat sekali. Bokep sex Boleh juga kami coba nanti hahaha” kataku.“Nis, apa malam ini kamu tidak ingin mencobanya?” Tanya Alina sambil sedikit merapatkan tubuhnya padaku. Biarlah aku cari kerja di tempat lain saja dan..” Belum aku selesai bicara, tiba-tiba Nasir memotong dan berkata..“Kalau kamu tolak tawaranku ini berarti kamu tidak menganggapku lagi sebagai sahabat. Aku segera menyambutnya dan membalasnya dengan sikap dan tindakan yang sama. Segala keperluan sehari-harimu, aku coba menanggung sesuai kemampuanku” kata Nasir bersungguh-sungguh yang sesekali diiyakan oleh istrinya.“Maaf kawan, aku tidak mau merepotkan dan membebanimu. Dari tadi aku menunggu. Cepat” kata Alina tergesa-gesa sambil membuka lebar-lebar kedua pahanya, bahkan membuka lebar-lebar lubang vaginanya




















