Maka dari itu orangtuaku selalu saja memanjakanku, pada akhirnya surat pernyataan itu sampai ke rumah. Aku menawarkan kosmetik disebuah rumah besar dikompleks perumahan. Bokep Asal kamu mau melayaniku…”
“jangan main-main dengan saya pak, memanggnya bapak berani bayar berapa ? asal aja kalau ngomong…” ucapku dengan nada marah. Singkat cerita, aku menjadi seorang sales kosmetik yang menawarkannya dari rumah ke rumah. Bisa-bisa aku nggak nafsu dengannya, ciuman itu lembut semakin lama aku semakin merasakan kenikmatan.Bibirku yang tipis dikulumnya, kumis yang tebal membuat aku geli merasakannya. Aku malu karena sales itu rendahan bagiku, tetapi setelah Kristin memberikan pengertian kepadaku aku pun berfikir kembali. Ada aja alasan uang jajanlah uang kostlah uang ngerjain makalah lah. Aku memberanikan diri masuk ke perumahan elite, siapa tahu orang kaya juga minat dengan kosmetik yang aku bawa.




















