Sesampainya di kamar mandi, Sinta menyalakan shower dan membasahi dirinya.“Sini, mass…” Sinta memintaku agar mendekat.Ia lalu berjongkok dan menghisap kembali penisku. Hujan, Mas….” Tawar Sinta.“Ah, gak usah mbak. Bokep sex Tubuhnya dicondongkan ke depan, aku mengerti maksudnya. Jari telunjuk dan jari tengahku kususupkan masuk ke dalam vaginanya, perlahan ku keluar masukan jariku untuk menambah kenikmatan Sinta.“Uuuuuuuuughhhhh, enak massss, enakkkkkk…..”Semakin Sinta berteriak, semakin liar pula permainan lidahku di vaginanya. Ku lihat isinya, uangnya masih ada dan kartu-karu seperti ATM dan lainnya cukup banyak. Kali ini aku ada di atasnya. Kakak ku sudah nikah dan tinggal sama suaminya. “Ini ada handuk, bisa dipakai untuk mengeringkan badan, Mas. Akhirnyaaaaa! Udah gede ini, macem-macemnya enak juga…” Jawab Sinta santai.Perkataan Sinta sejujurnya membuat pikiran kotorku semakin menjalar tak karuan. Aku tidak merasakan dingin air sama sekali, sebaliknya, yang kurasakan hanya hangat menyelimuti penisku dari mulut Sinta.Sinta lalu bangkit, mengambil kondom yang tersisa, memasangkan kondom pada penisku, dan memunggungi diriku.
