“Haah!! Bokep sex Tangannya memegang tanganku yang di dadanya.Hanya memegang. “Eih ?!?” Ratih memperhatikan 3 dvd di tangannya. Kusandarkan badanku ke kursi, kutarik kedua tanganku menopang kepalaku. Perlahan ia mulai mengurutnya ke atas dan menekannya ke bawah. Sambil makan, Windy menawariku menginap. Kuambil handuk dan mengusap pangkal pahanya.”
Ratih diam saja. “Di mana ruang meetingmu?” kubertanya sambil mengajak Windy berdiri, menarik tangannya. Tapi sekarang pokoknya sepi. Kuangkat satu kakinya dan kunaikkan ke kursi.Kuremas pahanya. Windy duduk di bawah pusarku sambil menggesekan pangkal pahanya maju mundur, memenuhi lubangnya dengan pusakaku. Kemana kapal selamku musti berlabuh? “Di mana ruang meetingmu?” kubertanya sambil mengajak Windy berdiri, menarik tangannya. yang cepat!!” Sekarang kubiarkan Ratih sendiri yang melakukannya. Kemudian diam tak bergerak, kecuali nafasnya naik turun seperti berlari kecil.Tanganku sudah diam sekarang. “Entahlah Ratih, aku tidakyakin itu darahmu, tetapi tenang sajalah, kau sudah mendapat apa yang kau cari tadi,” bisikku perlahan. Kubelai rambutnya, kusisir perlahan.




















