Aku bersyukur, Ibu Tua itu rupanya berbaik hati karena bersedia menggeserkan kakinya, kini aku dapat duduk, tapi sampai kapan aku duduk kuat dengan cara duduk begini. Bokep aku juga ingin keluar, sekarang kita hitung sampai tiga. “Hah, bohong kamu, itu alasan kuno, bilang aja kamu tak membeli tiket, Ayo ikut kami ke atas,” bentak petugas yang bertampang sangar.Akhirnya aku dibawa ke dek atas dan dihadapkan kepada atasan petugas tiket tadi. Aku hanya terdiam, “Siapa namamu, Sayang?” bisiknya mesra. Aku heran mataku tak merasa ngantuk, padahal biasanya aku sudah tidur sebelum pukul 22:00. Sebelum turun dari kapal aku dibelikan baju baru, dan dibekali uang yang cukup. Aku meminumnya sedikit demi sedikit, “Ooohh.. Aku berharap semoga Sang Kapten akan terangsang melihat dadaku yang sengaja kuremas-remas sendiri.Sang Kapten sudah bangkit dari kursi santainya, dia menenggak sebotol lagi minuman sejenis Kratindaeng.




















