Aku menggelepar.Sst..! Bokep sex Ini garagara ibukumenyuruh pergi ke rumah Tante Wanti. Wanita muda itu sudah keluar sejakmelempar celana pijit. Jam berapa harussampai di Ciledug, jam berapa harus naik angkot yangpenuh gelora itu. Lama sekali iamemijati pangkal pahaku. Jagain sebentarya..!Ya itulah kabar gembira, karena Wien lalu mengangguk.Setelah mengunci salon, Wien kembali ke tempatku. Atau apalah? Ya tidak apaapa,hitunghitung olahraga. Betulkan, ia tidak akan datang begitu saja.Badannya berbalik lalu melangkah. Bibirku melumat bibirnya.Jangan di sini Sayang..! Kakikusandarkan di tembok yang membuat ia bebasberlamalama membersihkan bagian belakang pahaku.Mulutnya persis di depan Junior hanya beberapa jari.Inilah kesempatan itu. Angin menerobos dari jendela.Masih ada waktu bebas dua jam. meloncat begitu saja katakata itu.Aku belum pernah berani bicara begini, di angkotdengan seorang wanita, separuh baya lagi. Semuaorang bebas masuk asal punya uang. Wiendatang. Wajahkumerah padam. Laluasyik membuka tabloid. Ah segar. Toh ia sudah seperti pasrahberada di dekapan kakiku.Aku harus, harus, harus..!




















