Meski masih ragu tapi pegangan tanganku sudah mengendor dan tangan Indah telah mencapai bagian depan celanaku, usapan-usapannya yg halus diatas permukaan celana terasa sampai permukaan kulit kemaluanku. Sex bokep Tiba-tiba aku merasakan sebuah rasa kesepian menyelinap masuk dalam hatiku padahal sejak lama aku terbiasa bepergian jauh seorang diri bahkan dengan jangka waktu yg lebih lama dari ini, tapi kali ini beda. Berbaring nyaman, tubuh Indah mulai bergoyang seirama dengan gerakanku. Beberapa langkah alternatif untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terburuk muncul dan ikut kucatat. “Ke kafetaria yuk”, ajakku dengan tak menghiraukan gurauannya. “Mbak sudah benar, kalau Mbak bangun dan membantuku, bisa-bisa tambah kacau”, kataku sambil memikirkan pekerjaan yg akan kuhadapi besok. Kucoba berputar-putar di sekitar teras. Kamu sendiri kenapa mau?”, jawabnya yg dilanjutkannya dengan pertanyaan. “Tdk Zainal, yg ini pasti kamu suka, percaya deh..”, katanya meyakinkan. Kemudian tempurung lutut kananku dengan sengaja kugesekkan pada selakangannya. Terkejut oleh ucapannya yg panjang dan mengagetkan aku hanya mengucapkan “Terima kasih banyak, Mbak”.




















