Mendengar keluhan dan rintihan panjang dari mulut Ibu Eni, saya merasa dada saya juga digigit oleh Ibu Eni, seakan kenikmatan ekstrim nmenahan.“Oh .. jangan biarkan Yogi .. Bokep Yogi .. Sedikit demi sedikit saya mulai merasa tenang, meskipun masih ada sedikit kegugupan dalam hati saya.“Silakan duduk, apa yang bisa Ibu bantu ..?” Ibu Eni segera mengundang saya untuk duduk, sesaat aku terpesona oleh kecantikannya.Bagaimana bisa dosen yang begitu cantik dan anggun mendapat pembunuh dosen panggilan. “Oke-oke ..,” kataku singkat sambil berdiri, menghabiskan sisa es teh terakhir, saya melemparkan rokok yang tersisa sedikit, saya mengambil permen di sakunya, menarik napas dalam-dalam.Aku segera menginjakkan kaki.“Lalu aku pergi dulu ya, Gi. Folder, buku, pena, kertas, semua saya jatuh ke lantai dengan cepat, untungnya lantai memiliki karpet, sehingga suara yang dihasilkan tidak terlalu keras.Masih dalam keadaan duduk di atas meja dan aku berdiri di depannya, Ibu Eni langsung meraba tangan sabuk saya, membuka pengaitnya, kemudian membuka celana saya dan turun.




















