Ketika saya melihat sekitar, aku menangkap sosok wajah bisa dibilang neraka yang paling indah daripada wasit lainnya di tempat itu. Bokep Ini akhirnya hanya menjadi kenangan di mana aku selalu diingat oleh Dea jika sedang melewati sebuah snooker bermain Coxxx. Dan menjulanglah payudara. Dan yang lebih wah lagi ternyata Dea merupakan wasit yang sangat baik di sana. Kemudian saya mengubah posisi saya sehingga saya juga dapat melihat lebih jelas, jika perlu, menjilati kemaluannya. Lalu ia membuka baju saya dan menekan bibirnya di leher saya lagi. “Sudah 23 (usia saya saat itu). Dengan sedikit senyum di wajahnya, dia ingin saya untuk tidur di sampingnya. Melihat perilaku saya ia menyadari juga. “Tidak ada cupang-cupangan yach?”
Kemudian ia segera menyambarkan lagi bibirnya dengan sedikit nafsu.




















