Berbahaya sebenarnya. Sex bokep Kenakalanku makin meningkat. Kondisi jalan yang penuh tikungan dan tanjakan sementara konsentrasi tak penuh.Hari mulai gelap, aku belum menemukan solusi masalahku, di mana aku akan menggumuli Sari? Dari kantor ke jalan “D” memang makan waktu 10 menit jalan kaki.Pukul lima seperempat aku sudah sampai di jalan D. “Jangan khawatir.., aman”, kataku. Kupelorotkan CD Sari. Iseng mengantre, kuambil tangan Sari ke penisku yang masih belum “kusimpan”, Sari menggosoknya. Sampai di perempatan aku harus ambil keputusan mau ke mana? Lurus ke Maribaya. Sari memang pintar berimprovisasi. Bu Maya (sebut saja begitu) kawan sekerjanya yang telah berkeluarga ada di sampingnya. “Ke mana..”, aku balik bertanya. Akhirnya aku membayar belanjaan Sari. Sampai ketika ujung jariku mulai masuk ke “pintu” vaginanya, Sari berontak, bangkit, lagi-lagi men-cek keadaan. Aturan perusahaan memang mengharuskan aku pakai dasi jika kerja di kantor klien.Aku makin penasaran. “Kata Mas tadi mau jalan-jalan ke Lembang..”. Sementara aku kembali ke tempatku.












