Dengan berat hati aku pamit kepada teman-teman kostku dengan janji sekali waktu akan datang ke situ. Bokep Sial benar dia. Yang membuatku terbelalak suatu hari aku melihat majalah-majalah porno tersebar di lantai kamar. Vaginaku sampai ngilu-ngilu, karena hampir tak pernah lepas disumpal zakar ke-6 cowok itu. Bayangkan kalau paling sedikit 5 anak kost menggilirku setiap hari (entah pagi, siang atau malam hari) dan memberiku 30 ribu rupiah, hitung saja penghasilanku sebulan. “Ada apa, mas?” tanyaku bingung. “Gak apa-apa, Nul, coba aja,” ajak Tini sambil menagmbilkanku separuh gelas dan menyodorkan kepadaku. Aku hendak berteriak, namun tangan salah seorang telah membekap mulutku. Dasterku sudah tersingkap ke atas dan tangannya sekarang tengah menggerayangi memekku dan melepas CD-ku. “Maafkan aku ya, Nul..” desisnya di telingaku sambil menyabuni punggung.




















