Aku masih gugup.“Nggak usah gugup gitu dong”, ujar Bu Monic melihat tingkahku.“Aku sebetulnya nggak percaya dgn semua ini .aku nggak nygka bisa makan siang sana Ibu seperti ini. aku diam aja dan hup.bibirnya menyentuh bibirku. Bokep apa lagi ada masalah?”, sapaku sembari menuju kursi didepan mejanya.“Iya nih Zal, aku lagi stres, udah urusan kantor banyak, dirumah mesti berantem sama suaminya kusut deh”, jawabnya ramah, sudut bibirnya terlihat sedikit tersenyum.“Justru itu aku memanggilmu karena aku lagi kesel. Dalam mobilku aku coba menyimpulkan promosi jabatan apa yg akan di berikan Bu Monic kepadaku. ohh indahnya.Usai mandi bersama kamipun memesan makan. Aku sangat beruntung bisa menikmatinya, batinku.Penisku tanpa dikomando kembali menegang melihat pemandangan indah itu. Aku tau itu.“Bahkan kamu sering curi-curi pandang kan?”, ditembak seperti itu aku jadi malu juga.Memang aku sering menatap Bu Monic disetiap kesempatan, apa lagi kalau sedang rapat kantor.











