“Kenapa? Bokep Boleh minta no hp nya?” Kataku. “Eh teteh, boleh.” Jawab nya terlihat sedikit kaget mendengar todonganku, lalu dia mengotak atik hp nya lalu menyerahkan padaku. Nafasku memburu. Aghh, rasanya benar-benar nikmat. Aghhh, shiitttt nikmatnyaaa… Budi membiarkan beberapa detik kontolnya didalam memekku. Bayangan sosok laki-laki yang sedang berada didepan kamarku terus saja ada dikepalaku. Aku bilang aja jangan macem-macem ke teteh, karna teteh yang punya ini rumah. Hahahahahaaa.” Farel tertawa terbahak-bahak.Aku gak memperdulikan ucapan Farel soal pakaianku, yang ku fikir hanya bagaimana bisa dekat dengan Budi. Ughhh rasanya ingin mendesah, tapi ga bisa karna takut membangunkan ortuku atau orang yang ada dirumah.Masih dengan tidak sabarnya, dia membuat pahaku mengangkang, dan dia menusukkan 1 jaringa kedalam lobang memekku. Dia ga berani ke kamar mandi kamar yang dia tempati. Aku menurutinya. Deket kok rumahnya teh. Aku melepaskan ciumannya dan memohon untuk dia memasukkan kontolnya kedalam memekku.“Masukin dong sayang, udah gak kuat.” Kataku dengan mata sayu menatapnya.




















