Dengan setengah bingung karena tidak mengerti persoalannya, kupersilakan mereka untuk masuk. Sedangkan mulut gadis itu sudah penuh dengan barang laki-laki putih yang tak kalah besar barangnya dengan barang si negro itu. Bokep Akhirnya kuangkat kepala Khira, kutatap wajahnya yang berlumuran dengan cairanku. “Eh, kaliankan masih di bawah umur?” kataku mencoba untuk protes. Tapi Khira masih saja melakukannya. Sekembalinya saya ke ruang tamu dimana mereka duduk, ternyata si Khira dan Eve sudah berada di ruang komputer saya, yang memang bersebelahan dengan ruang tamu dan tidak dibatasi apa-apa. “Maaf, kami sangat mengganggu, kami mencari Gamha dan sudah satu jam lebih kami coba untuk telepon tapi kedengarannya sibuk terus, maka kami langsung saja datang.”
Yang berwajah Jepang nyerocos seperti kereta express di negerinya. “Sudahlah, memang belum rejeki kita dijajanin sama si Gamha,” sekarang bule bermata biru nyeletus. Setengah kencang. Hanya kukecup lembut keningnya dan berkata, “Thank you Khira!”Rasa nikmatku hilang seketika, aku tak bernafsu lagi walaupun kulihat Eve sedang memainkan
