Malam harinya, kami dibagi menjadi grup-grup kecil. Bokep Kuangkat sedikit roknya dan kuraba-raba dadanya. “Hahahaha,” balasnya, “Aku ini sudah banyak pengalaman lho, hahahaha.” Bullshit, pikirku, sekarang aku mengerti kalau dia masih kecewa. “Eh rin, tunggu!!” ujarku mengejarnya. “Sakit gak?” tanyanya. Meskipun tidak menengok ke belakang, aku tahu Rini mondar-mandir kebingungan.“Mau kubantuin gak?” ujar Rini, inilah yang kutunggu-tunggu. “Rin, aku mau ngecrot nih!” jawabku sambil menyodoknya, namun Rini hanya terdengar suara “Mmm, mmm….” Aku menyodoknya lebih kencang lagi, kulepaskan kedua tangannya dan kutarik-dorong pinggulnya dengan kedua tanganku. Aku berdiri, tangan Rini membantuku, lalu dia mengelus-elus jidatku yang disentilnya. “Udah masukin ah….,” katanya sambil tersenyum. Aku mencuci mukaku di wastafel.Kulihat wajahnya yang tertidur pulas, kuambil stungun dari tasnya. “Menurutmu?” balas Rini, muka Rini merah dan rambutnya memerah, rasanya terkena sinar matahari cukup lama.




















