Diam mungkin yang terbaik bagiku tapi apakah dengan diam aku bisa mengurangi beban penderitaan yang selama ini aku pendam di dasar lubuk sanubari. Bokep Dia selalu curhat kepadaku tentang keluarganya yang sibuk dan sibuk melulu dengan bisnis sana dan bisnis sini. Manis dan imut wajahnya. Aku tak mau kalah, tanganku kini mulai meneglus-elus celah vaginanya. Wajah yang kuyu dengan pandangan mata yang nanar terlihat oleh mataku. Kumantapkan langkahku keluar dari kamar mandi tersebut. apakah aku salah.. Elusannya kini mulai turun kebawah sedikit demi sedikit. Gimana kalau aku ngga bisa memberikan kepuasan kepadanya maklum aku belum pernah melakukannya.Aku duduk di bangku sofa yang ada di dalam kamar hotel itu. Satu persatu barang barang yang bisa laku di jual, kami jual tuk membiayai pengobatan ayahku serta untuk makan kami.Teman-teman yang selama ini akrab bermain denganku kini meninggalkanku sendirian, baru kini aku sadar mereka hanya berteman denganku ketika aku senang dan ketika aku dalam kesusahan mereka meninggalkanku.
