Dan semuanya terasa lembut. Bokep Tangan kanan Mbak Titis mencengkeram tembok. Aku harus menahan tubuhnya karena seperti mau terjatuh ke lantai. Waktu itu aku bekerja sebagai kru produksi. Posisi tubuhnya membungkuk di depanku. Terasa hangat di dalam muluntuku. Pemandangan ini yang selalu kutunggu. Lalu kupandangi wajah Mbak Titis, titik2 keringat bermunculan di keningnya. Mimpiku jadi kenyataan.Kulirik arlojiku, udah jam 24.40. Kalo emang dipecat ya tidur aja di kost. Setelah bersih, Mbak Titis berdiri dan melepas headphoneku. Aku agak panik karenanya. Ciumanku pindah ke paha yang kiri sementara tangan kananku bergerak ke atas ke wilayah perut dan mengusap pelan dengan ujung jariku. Tanpa sempat mikir aku segera membereskan ruangan dan berjalan menuju ruang siar karena Rani pun sudah selesai siaran. Pengen rasanya menyentuh, meremas, mengulum putingnya. “Dikunci dulu, trus ntar kuncinya bawa ke sini ya, mas!”
Sesaat aku bingung sambil berjalan turun menuju pintu gerbang.












