Kedua kakinya menjepit kepalaku dengan erat, seakan tidak rela untuk melepaskannya lagi. Nikmat sekali. Bokep Walau belum disentuh, kemaluanku sudah menggembung besar dan keras. Tangannya memeluk erat tubuhku, sambil sekali-sekali kukunya menancap di punggungku. Aku mengambil posisi telungkup di bawahnya, muka dan mataku persis di atas vaginanya. Kutatap matanya dalam-dalam sambil meminta ijin dalam hati untuk menunaikan tugasku sebagai suami. Ciuman kami semakin lama semakin bergelora, dua lidah saling berkait diikuti dengan desahan nafas yang semakin memburu. Tapi, dengan penuh rasa sayang dan tanggungjawab, aku berhasil mempertahankan kesuciannya sampai saat ini. Dia membuka matanya, dan aku dapat melihat bahwa dibalik kesakitannya, dia juga sangat bahagia.Perlahan kutarik kemaluanku keluar, kutekan lagi, kutarik lagi, begitu terus berulang-ulang. Tubuh dia mulai menggelinjang, pinggulnya bergerak ke kiri-ke kanan, juga ke atas dan ke bawah. Seumur hidupku, baru kali ini aku melihat kemaluan seorang wanita dengan jelas.




















