Vaginanya yang tadi meremas-remas erat senjataku kian bertambah erat genggamannya. Kini giliran aku yang mempermainkan buah dadanya yang ranum. Bokep Aku bersiap jongkok di belakangnya.Senjataku kupukul-pukulkan ke vaginanya sebelum dimasukkan. ouuch..,” terdengar suaranya lirih.Kini giliran tangan kiriku bergeser ke perut bawah. Viena yang tengah berdiri dekat tempat tidur kudekap dari belakang, lalu kucium tengkuknya. Rupanya mata Viena sudah ditutup dengan sapu tangan oleh Mas Irvan, terus dia bergegas keluar.Sekarang gantian aku yang berperan sebagai Mas Irvan. Setelah permainan yang panjang dan melelahkan itu, aku berbaring telentang. Benda yang kenyal tersebut kuremas-remas.“Ouuch.. Viena melangkah ke kamar anaknya yang lagi tidur. Awalnya aku menolak, tapi karena merasa kasihan padanya, permohonannya terpaksa kukabulkan.Pada waktu yang sudah disepakati, aku menginap di rumah Mas Irvan. Kini wanita tersebut mulai mengambil inisiatif permainan.Tubuhnya yang indah dengan dua buah gunung yang mengantung gemulai telah berada di atasku.











