Ah, kini dia malah berlutut seperti menunggu satu kata saja dariku. “ Besar ya..? Video bokep ” katanya menggoda, menunjuk Kejantanankuku. Hanya suara kebetan majalah yang kubuka cepat yang terdengar selebihnya musik lembut yang mengalun dari speaker yang ditanam di langit-langit ruangan.Langkah sepatu hak tinggi terdengar, pletak-pletok-pletok. Untung ada tissue yang tercecer, sehingga ada alasan buat Fera. Sesekali tangannya nakal menelusup ke bagian tepi celana dalam. “ Telentang..! Keberuntungankah? “ Mau dipijat atau mau baca, ” ujarnya ramah mengambil majalah dari hadapanku,
“ Ayo tengkurap..!!! Aku langsung memasukkan ke saku baju tanpa mencermati nomor-nomornya. Dimana kisah ini berawal dari pertemuan mereka diangkot, dan dilanjutkan di salon dimana wanita itu bekerja. Kuputuskan untuk berani menatap wajahnya. Ke mana dia ? Aku tidak ingat motifnya, hanya ingat warnanya. Ah, Aku terlambat setengah jam. ” ujarku sekenanya. Jam berapa aku berangkat. ” dia mendesah keras.
