Buah dadanya masih menantang tepat di depan kedua mataku. Sementara Captain Frank (instruktur terbangku yang funky dan hobby tidur saat pesawat telah level di puncak ketinggian) masih terdengar dengkurnya yang nyaring. Bokep “Trus?”. Karena sudah beberapa kali menginap di hotel yang sama, keakraban pun telah ada antara kami dengan para petugas hotel (beberapa office boy malah sudah hapal dengan pilot-pilot yang selalu menanyakan foto ‘artis’ baru di hotel itu)Sementara ketiga ‘rekan’ kerjaku sudah menuju kamar masing-masing, aku kembali ke mobil sebentar mengambil tasku yang tertinggal. Aneh, seperti disirep, kucium pipinya, mulutnya…, berhenti lama di situ… mulut kami berpagut seperti memecah ribuan rindu. Dan kalau mau percaya, hal itu kulakukan karena aku sering melihat melalui ujung mataku, seorang dari kedua petugas check in itu selalu berusaha mencuri perhatianku.
