Sekujur tubuh
Artika
basah oleh keringat sehingga tubuhnya yang mulus itu berkilau diterpa
sinar lampu yang temaram. Wewengko tersenyum, dingin.“Tidak ada, “jawabnya pendek. Bokep sex begitu rupanya,” Wewengko menatap ludah yang dikeluarkan
Artika .“Sebaiknya Nona tidak berbuat begitu, sekarang ini nasib Nona
sapenuhnya ada di tangan saya, dan tidak ada satupun orang yang bisa
mengeluarkan Nona dari tempat ini.” Kata Wewengko dengan dingin. Artika terdiam dan
menangis memandangi `pakaian’ itu. Rasanya tidak karuan, tapi karena lapar,
Artika menelannya juga.Setengah jam kemudian Wewengko datang lagi dan melihat Artika sudah
terlihat segar. Ditatapnya wajah Artika yang cantik itu,
wajah itu terlihat sangat memelaskan tapi tidak membuat Wewengko merasa
iba, dia justru merasa kenikmatannya bertambah bila melihat Artika
tersiksa.“Sekarang Nona Artika yang goyang ya.. Di
luar dugaan, pemandu yang merangkap sopir perjalanannya, seorang pemuda
Papua asli bernama Tinus mengenalinya.“Dari mana kamu mengenali aku?” tanya Artika senang.




















