Tia pun sempat terpana melihat kontolku yang masih terbungkus celana dalamku, namun itu hanya berlangsung singkat.Dengan cepat tangannya mengeluarkan kontolku dari balik persembunyiannya, sehingga kini kontolku mengacung dengan gagahnya dengan urat-urat yang Nampak semakin indah di mata Tia. Dan selagi, Tia memilih film yang akan ditonton saya membeli minuman dan makanan ringan untuk di dalam. Bokep Sedangkan aku, masih belum ingin menyelesaikan persetubuhan terlarang ini. Bisa kurasakan aliran cairan hangat dari memeknya yang terasa asin dan khas sekali.Kutatap mata Tia, dan Tia tersenyum membalas tatapan mataku. “Ech… kok malah ditekan sich tanganku… ntar tak remes loch gunung kembarmu…” ujarku…“Remas aja Pak kalau mau….” tantang Tia. Kulirik jam tanganku, waktu menunjukkan pukul 4.30 sore.Dan pada saat bersamaan, handphoneku pun berbunyi yang menandakan ada pesan masuk. Karena setiap hari saya bisa mencuci mata saya dengan melihat berbagai macam wanita cantik di tempat kerja saya.Cerita ini bermula ketika saat itu saya sedang melakukan training kepada karyawati baru di perusahaan




















