Kemudian kuarahkan senjataku ke wajahnya, terus memukul-mukulkan ke pipinya yang lembut.Suara, “Oouuch.. Aku bersiap jongkok di belakangnya.Senjataku kupukul-pukulkan ke vaginanya sebelum dimasukkan. Bokep Erangan demi erangan tak henti-hentinya keluar dari mulut kami.“Aaacch.. Tidak banyak yang berubah, hanya catnya kini tampak lebih baru. Hujan yang turun setibanya aku di rumah tersebut belum juga reda, malah bertambah deras.“Tidur disini aja Bang, nampaknya hujan nggak bakalan berhenti..” tawar Viena.Karena memang aku tak dapat pulang, tawaran Viena kuterima. Viena seakan-akan mengerti dan membaringkan tubuhnya. Dengan tangkas kedua gunung tersebut kuraih dan mempermainkannya.“Ayo Sayang, lakukanlah apa yang kamu suka untukku..!” pintanya.Setelah itu terdengar desahan berat dari mulutnya yang sensual.Remasan kedua tanganku terhenti saat Viena mengangkat pinggulnya, lalu duduk tepat di atas senjataku yang mengeras.




















