Tiba-tiba aku membaui masakan yang gosong. Bokep yang terbungkus di bra hitam itu bulat putih dan besaar. Sehari-hari di rumah sempit itu menemani kakak ipar yg baru seminggu ini kukenal. Waktu itu aku tidak berpikir macem-macem, karena perhatianku pada penderitaannya. Tapi sampai cerita ini kutulis, Mas Pras tetap mengira kalau Shamira itu anaknya. Namaku Kuntadi Priyambada. Tubuhku semakin gemetar dan rasanya ingin sekali aku kencing. Hoooeeeek. Waktu itu aku tidak berpikir macem-macem, karena perhatianku pada penderitaannya. Mbak Narsih menarik diriku hingga mukaku jatuh ke wajahnya. Aku sedikit memahami penjelasan mereka. Tanganmu gak akan kena kotoranku lagi
Haaaa. Hidungnya mungil tapi tidak pesek. Aku lupa diri. Sambil menyisir rambutnya, kupandangi sepuasnya makhluk cantik di hdapanku sepuas-puasnya. Ya, sudah aku makan sendiri saja. Siang itu aku menyuapi Mbak Narsih. Dia lalu merebagkan kepalanya di meja makan. Memang kucing putih punya tetangga sudah dua kali membongkar tudung saji di meja makan. Mas Pras menyapaku dengan lembut.Sama Mbak-mu harus nurut.











