Untungnya urutan Mbak Tun segera pindah ke punggungku, terus naik ke leher dan kembali berakhir di kepalaku.Kalau di bagian atas tubuhku, aku masih tidak merasakan suatu rangsangan seperti tadi. Bokep CD-nya kok modelnya lucu ya?” tanya Mbak Tun lugu mengomentari bentuk CD-ku.“Emangnya kenapa Mbak Tun?” tanyaku padanya.“Oh enggak Mbak! Aku sengaja tidak menjawab ocehannya karena aku ingin menikmati pijatannya. Cukup! Mbak Tun mulai kembali mengolesi body lotion ke bagian dada dan perutku. Terima kasih ya Mbak”, ujarku akhirnya.“Kok sudah toh Mbak?”, Tanya Mbak Tun padaku.“Bagian depannya belum diurut lho! Kini giliran pahaku diurut oleh Mbak Tun. Katanya ini adalah untuk menaikkan usus dalam perutku agar supaya tidak turun ke bawah. CD-nya kok modelnya lucu ya?” tanya Mbak Tun lugu mengomentari bentuk CD-ku.“Emangnya kenapa Mbak Tun?” tanyaku padanya.“Oh enggak Mbak! Kalau aku sih tidak berani pakai CD yang model begitu”, oceh Mbak Tun masih mengomentari bentuk CD yang kupakai saat itu.Sambil mengngoceh dan bercerita, tangan Mbak Tun




















