aku pengen dientot lagiiii….”
“Ntarrrr…., kalau Non Erika bisa bikin kontol mamang bucat, baru Mamang kasihhh…..he he he”
“Idihhhhh…. Aaaaaahhhh, kenapa ini, jantungku berdetak dengan lebih kencang, kedua kakiku melangkah mendekati pintu kamarku yang terkunci, tanganku terulur untuk membuka pintu kamarku “Clikkk….” , dorongan itu semakin hebat menyadari ada seorang tukang becak di ruang tamuku. Bokep Tubuhnya yang basah ambruk menindih tubuh mungilku. “Nanti sore ya Mang, jangan lupa….”
“Iya Non…, jangan khawatir, Mang Diman pasti nungguin Non Erika…” Mang Diman menatap wajahku yang cantik.Aku tersenyum nakal, ia sepertinya mengharapkan kedatanganku, dan aku tahu itu, mang Diman selalu setia menungguku turun dari angkot atau tepatnya berusaha untuk dapat mengintip sesuatu yang tersembunyi di balik rok miniku ketika aku berusaha untuk turun dari dalam angkot jurusan XXX..Sore hari…hujan angin yang lebat.Hari itu benar-benar menyebalkan, siang hujan gerimis, ehhh, sore malah hujan turun dengan lebih lebat, aduh, nggak mungkin deh Mang Diman berhujan-hujan ria untuk menungguku,“Pak… Kiriii…..!!” teriakan-ku menghentikan laju angkutan




















